JAKARTA - Guna melakukan penguatan dan ekstensifikasi kehadiran representasi Indonesia, dilakukan Visit Indonesia Tourism Officer yang selanjutnya disebut VITO. VITO merupakan personil profesional yang diperbantukan untuk melakukan fungsi utama, yaitu membangun jejaring kemitraan (networking/partnership) dan melakukan market intelligence.
Output utama yang diharapkan dari kinerja dari VITO adalah peningkatan Brand Awareness pariwisata dan ekonomi kreatif serta terciptanya chanel distribusi bagi pemasaran produk pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pada tahun 2022, personil VITO berjumlah 19 (sembilan belas) orang yang tersebar di 15 (lima belas) negara yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Tiongkok (Shanghai, Guangzhou, Beijing dan Hong Kong), India (New Delhi dan Mumbay), Korea Selatan, Jepang, Australia, Jerman, Rusia, Perancis, Belanda, Inggris, Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia.
VITO berfungsi sebagai mata, telinga, dan mulut Kemenparekraf/Baparekraf di luar negeri dalam mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Pandemi Covid-19 semakin mengukuhkan pentingnya keberadaan VITO karena keterbatasan ruang gerak imbas dari kebijakan wilayah perbatasan antar negara yang ketat sehingga pemaanfaatan VITO harus dilakukan dengan optimal agar dapat dirasakan peran pentingnya secara signifikan.
Dalam pelaksanaanya, VITO memberikan laporan kepada Deputi Bidang Pemasaran. Laporan-laporan yang disampaikan oleh para VITO memerlukan proses telaahan lebih lanjut agar dapat dijadikan referensi dalam pengambilan suatu keputusan/kebijakan.
Pada pelaksanaannya, tugas kesekretariatan dan manajerial VITO diampu oleh Direktorat Komunikasi Pemasaran tetapi pemanfaatannya adalah untuk seluruh unit kerja yang berada di Deputi Bidang Pemasaran. Pelaksanaan VITO cukup kompleks karena selain melibatkan banyak unit kerja di internal Kemenparekraf/Baparekraf juga terkait dengan beragam pihak eksternal lintas sektor yang terdapat di dalam unsur pentaheliks, yaitu akademisi, bisnis, komunitas, pemerintahan, dan juga media. Untuk mengkoordinir, memonitoring, serta menganalisis laporan kinerja dari VITO dibutuhkan keberadaan tim yang dapat mendukung proses manajerial VITO.
Selain itu, diperlukan suatu rangkaian aktivitas penyelenggaraan VITO yang mencakup antara lain penelaahan output laporan para VITO, komunikasi yang berkesinambungan dengan para VITO, maintaining dan monitoring platform pelaporan VITO (VITO Online Report/VOR), dan melaksanakan forum komunikasi antara unit kerja yang terkait dengan para VITO agar hasil pekerjaan para VITO dapat bermanfaat secara maksimal bagi Kemenparekraf/Baparekraf.
Untuk melakukan pembahasan mengenai dinamika pasar dan isu-isu strategis pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia di luar negeri oleh para VITO, maka perlu dilakukan suatu pembahasan komprehensif secara berkala dalam suatu pertemuan dengan format Forum Komunikasi.
Pada kegiatan ini, Penyedia Jasa Penyelenggaraan VITO akan mempersiapkan laporan berkala yang akan dijadikan bahan diskusi dengan para unit kerja terkait di lingkungan internal Deputi Bidang Pemasaran maupun dengan kalangan eksternal lainnya apabila dianggap perlu. Pelaksanaan forum komunikasi direncakanan dilakukan per triwulan.
Selain itu, untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan Penyelenggaraan VITO dan juga penilaian kinerja VITO, perlu diadakan Forum Evaluasi VITO yang dilaksanakan di minggu terakhir Bulan November atau paling lambat di minggu pertama bulan Desember 2022.
Sementara itu menurut informasi, akhir Maret 2022 lalu sudah ditanda-tangani kontrak pekerjaan Penyelenggaraan Visit Indonesia Tourism Officer 2022 oleh Pejabat Pembuat Komitmen Nobel Pardamean Marpaung dengan Merie Mangawing dari pihak perusahaan pemenang tender yaitu PT. EXPANINDO LAVO YAGE yang memenangkan tender dengan penawaran Rp 1.222.400.000,00. (A. Fernand)