TPAS Regional Banjarbakula Solusi Alternatif Ketidaktersediaan Lahan
Charles - Sep 18, 2024 17:23:09
BANJARBARU, SINARPAGIBARU.ID - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Regional Banjarbakula dipercaya menjadi solusi dari tidak tersedianya lahan alternatif pada beberapa wilayah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan.
Dengan melihat perkembangan setiap daerah tersebut tentu akan berdampak pada peningkatan volume sampah. Sementara TPA yang tersedia sebelumnya diperkirakan tidak lagi mampu menampung volume sampah pada masa yang akan datang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPAS regional Banjarbakula, Agung Sriyono, yang disambangi sinarpagibaru.id dikantornya (17/9///09/2024) mengatakan, sejak akhir tahun 2019, TPAS ini resmi dioperasikan menampung sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga yang berasal dari 5 (lima) daerah yakni Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kab. Banjar, Kab. Barito Kuala dan Kab. Tanah laut.
Berdasarkan keterangan Agung, adapun jumlah volume sampah yang masuk ke TPAS Banjarbakula didasari atas Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah disepakati sebelumnya dengan daerah yang terlibat.
Sesuai dengan PKS tersebut, kuota yang dimiliki oleh setiap daerah berveda-beda. Banjarmasin memiliki kuota terbesar yakni 105 ton/hari. Kota Banjarbaru 90 ton, Kab. Banjar 60 ton, Kab. Barito Kuala dan Kab. Tanah Laut masing-masing 10 ton/hari, paparnya melanjutkan.
"Seharusnya setiap harinya jumlah sampah yang masuk kesini 275 ton. Namun karena berbagai kedala angka tersebut turun menjadi 200 ton sesuai data kami, kata Agung.
Lebih jauh dijelaskan Agung, sistem pengelolaan sampah yang digunakan di TPSA Banjarbakula saat ini adalah sanitary landfuill. Yang mana sampah-sampah tersebut ditumpuk diareal landfill kemudian dipadatkan lalu kemudian ditimbun dengan tanah.
Diakui Agung, pihaknya belum dapat melakukan pengelolaan sampah lebih lanjut karena sarana dan prasarana yang belum tersedia. Iapun berharap pemerintah menyediakan fasilitas agar sampah tersebut dapat dikelola lebih baik lagi hingga memiliki nilai ekonomi. (ags/red/din).