X
 


BNN Hadiri IDECXXXVII 2023

Ronald - Sep 21, 2023 17:33:37
Kepala BNN RI, Komjen. Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose menghadiri agenda IDEC ke XXXVII 2023

Jakarta, SPB - "Disrupting Transnational Criminal Organizations and their Supply Chains” menjadi tema yang diusung pada International Drug Enforcement Conference (IDEC) XXXVII 2023 yang berlangsung pada 19 hingga 21 September 2023 di Montego Bay Convention Centre-Jamaika. Drug Enforcement Administration (DEA) pertama kali menggelar konferensi internasional penegak hukum ini di Panama pada tahun 1983. 

40 tahun keberadaan IDEC memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap tren penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di dunia. Dengan 334 kantor perwakilan DEA di penjuru dunia, kita tengah berusaha menekan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika di seluruh dunia. Hal tersebut disampaikan Anne Milgram, selaku Drug Enforcement Administration & Co-President of IDEC XXXVII 2023 saat welcome remarks pembukaan IDEC 2023. 

Pada IDEC ke XXXVII 2023 ini, Delegasi Indonesia di Pimpin Oleh Kepala BNN RI, Komjen. Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose didampingi oleh Deputi Pemberentasan BNN Irjen Pol. I Wayan Sugiri, S.H., S.I.K., M.Si., serta Direktur Intelijen Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Brigjen Pol. Ruddi Setiawan, S.H,. S.I.K,. M.H., hadir bersama 138 Negara lain dengan jumlah Peserta 450 orang. Mereka merupakan para punggawa yang mendedikasikan dirinya untuk menuntaskan permasalahaan narkoba di tiap negaranya. 

Anne Milgraem menyampaikan tahun ini IDEC akan menitik beratkan pertemuan pada pembahasan NPS khususnya Fentanyl, golongan opioid yang sering digunakan sebagai analgesic atau Pereda nyeri. Dalam paparannya, peredaran Fentanyl merambah cukup luas di kawasan Benua Amerika. Pihaknya menambahkan ada beberapa jaringan kartel narkotika internasional yang saat ini beroperasi, dua diantaranya adalah Kartel Sinaloa dan Kartel Jalisco. Kartel Sinaloa menguasai pasar gelap kawasan Benua Amerika, seperti Brazil, Paraguwai, Panama, hingga Kanada. Sementara Kartel Jalisco menguasai pasar gelap kawasan Turki dan Kenya.

Meski Indonesia belum terjamah oleh kartel yang mengedarkan Fentanyl, negara harus tetap waspada terhadapnya. Faktanya, penyalahgunaan Fentanyl sangat mematikan. Anne Milgraem mengatakan Fentanyl dapat merenggut nyawa seseorang hanya dengan penggunaan 2 miligram saja. Pada tahun 2022, Amerika mencatat adanya 110.684 angka kematian di negaranya akibat penyalahgunaan narkotika salah satunya fentanyl. Demikian juga dengan Kokain yang masih menunjukkan angka peningkatan. 

Menyikapi hal tersebut diperlukan kerja sama dan koordinasi antar negara yang lebih intensif dalam memerangi masalah Narkoba ini, termasuk Indonesia. Keberadaan BNN RI ditengah pertemuan bilateral tersebut, diharap mampu membawa Indonesia pada kerjasama internasional yang lebih kuat guna mempertahankan kedaulatan bangsa dari ancaman serius peredaran gelap narkoba. (AH)