X
 


Jangan Sampai Bonus Demografi 2030 Malapetaka Buat Buruh

SPB - Dec 01, 2019 21:10:06

SINAR PAGI BARU - JAKARTA.

Dedi Hardianto Ketua Umum FSB NIKEUBA Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) mengatakan tantangan buruh kedepannya semakin berat. Pasalnya, buruh hari ini tidak hanya berhadapan oknum pengusaha nakal karena tidak memberikan upah layak dan memberangus kebebasan berserikat dalam perusahaan.

Namun buruh juga hari ini dihadapkan dengan kehadiran revolusi industri 4.0 yang sudah jelas berdampak bisa menggusur tenaga manusia dalam dunia kerja. Hal ini dikarenakan Sumber Daya Manusia (SDM) mayoritas masyarakat Indonesia terbilang masih minim dan terlambat beradaptasi dengan kehadiran teknologi digital.

“Jadi tak heran, buruh yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sekarang ini banyak akibat tenaga manusia tidak dibutuhkan lagi oleh perusahaan. Karena sudah diganti teknologi digital oleh pengusaha,” jelasnya, saat memberikan kata sambutan Kongres FSB NIKEUBA KSBSI di Hotel Kongres ke VI di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung Jawa Barat, 01 Desember 2019.  

Intinya, ia menyampaikan KSBSI akan terus mendesak pemerintah memperbanyak Balai Latihan Kerja (BLK) dan menambah fasilitas pelatihan berbasiskan teknologi digital. “Kalau pemerintahnya terkesan lamban harus kita sikapi kritis untuk mengejar SDM kita yang tertinggal. Bila perlu kita di demo,” tegasnya.

Dedi yang juga jabatannya tahun ini naik kelas karena terpilih Sekjen KSBSI menegaskan bahwa Bonus Demografi 2030 merupakan sebuah keberuntungan. Karena bangsa ini diprediksi menjadi salah satu negara perekonomian yang terkuat dikawasan Asia. Disatu sisi menjelang tahun 2030 Indonesia juga diprediksi akan terjadi ledakan jumlah penduduk, khususnuya generasi angkatan muda.

Nah, kalau nantinya usia produktif itu pada 2030 nanti tidak memiliki SDM yang unggul dan siap bersaing di dunia kerja, maka akan menjadi persoalan baru. Untuk itulah KSBSI harus bisa memberikan ide dan gagasan ke pemerintah tentang konsep masa depan kerja yang layak.

“Supaya pada 2030 nanti tidak menjadi malapetaka buat buruh, karena tak mampu bersaing dengan tenaga kerja negara asing yang masuk ke Indonesia,” pungkasnya.

Diakhir kata sambutannya, dia pun berpesan agar Kongres FSB  NIKEUBA ke VI tahun ini bisa memilih pemimpin yang baru dan membawa perubahan yang lebih baik. Sebab dirinya sudah terpilih menjadi Sekjen KSBSI, jadi tidak bisa rangkap jabatan. (AH)