X
 


Peluang Pangan dan Pertanahan di Indonesia Lewat Forum Tri Hita Karana

SPB - Oct 10, 2018 17:01:45

Bali - Pangan dan pertanahan di Indonesia saat ini merupakan tantangan berkelanjutan. Dari total 191 juta hektar di Indonesia, hanya sekitar 34% atau 64 juta hektar yang berada di luar kawasan perhutanan yang dapat dioptimalisasi sebagai tanah pertanian, pemukiman dan penggunaan budidaya lainnya. Demikian yang menjadi pokok topik yang disampaikan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Sofyan A. Djalil sebagai pembicara di Tri Hita Karana Forum, Rabu 10 Oktober 2018.

 

”Tantangan terbesar selain daerah yang bukan kawasan hutan yang harus ditangani adalah bahwa tidak semua tanah yang dikelola itu terdaftar,” demikian disampaikan Menteri ATR/Kepala BPN.

 

Forum yang bertema _“The Future of the Food and Land Use System in Indonesia"_ menyoroti beberapa poin penting antara lain: pertama, urgensi penataan ruang _(spatial planning)_; kedua, pemekaran kota ke daerah-daerah di sekitarnya secara tidak terstruktur atau _urban sprawling_; ketiga, pendistribusian tanah yang kurang merata; dan keempat, pentingnya perlindungan kawasan hutan.

 

Kemudian Menteri ATR/Kepala BPN membahas perspektif atau lanskap pangan di Indonesia. Diketahui dari 8,1 juta tanah pertanian, hanya 59% dari mereka masuk sebagai sawah beririgasi, sisanya dibagi menjadi sawah tadah hujan (22%), dan tanah rawa (19%). Terdapat banyak tanah pertanian yang kurang optimal, seperti tadah hujan yang belum dilalui jaringan irigasi sebagai hasil dari peningkatan biaya produksi, dan adanya risiko tinggi kegagalan panen.

 

Maka dari itu diingatkan oleh Sofyan A. Djalil untuk mengoptimalkan tanah pertanian dengan mengubah sawah tadah hujan ke sawah beririgasi dapat dimulai dengan pengelolaan tanah pertanian melalui konsolidasi tanah pertanian. Seperti menata ulang tanah pertanian sambil menyediakan infrastruktur irigasi, lembaga petani, dan saluran distribusi produk pertanian guna mendorong kesejahteraan masyarakat dalam hal ini petani, nelayan dan penggerak ekonomi lainnya.

 

Tamu yang menghadiri pertemuan ini termasuk beberapa Panelis Naoko Ishii, Nanno Kleiterp, Nazir, Foead, Chris Botsford.

 Acara Forum Tri Hita Karana (artinya tiga penyebab terciptanya kebahagiaan, falsafah hidup tangguh) merupakan salah satu rangkaian acara dari _Annual Meeting IMF-WB (AM)_ yang berlangsung selama 6 (enam) hari dari tanggal 8 sampai dengan 14 Oktober 2018, adalah pertemuan keuangan tahunan terbesar di dunia. Diselenggarakan setiap bulan Oktober oleh Dewan Gubernur _International Monetary Fund (IMF)_ dan _World Bank (WB)_, pertemuan ini mendiskusikan perkembangan ekonomi dan keuangan global serta isu-isu terkini seperti _outlook_ ekonomi global , stabilitas keuangan global, kemiskinan, pembangunan lapangan kerja dan perubahan iklim. (Nanggar Ginting /hms)