X
 


Menteri ATR/BPN: Jangan Pernah Merasa Bisa Tapi Bisa Merasa

SPB - Mar 19, 2019 11:42:31

SINARPAGIBARU, CIKEAS UDIK - Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan A. Djalil, mengawali kegiatan di minggu ini dengan Memberikan Ministry Lecture kepada peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV di Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (PPSDM) Kementerian ATR/BPN, Cikeas Udik (18/3).

 

Perjalanan ke PPSDM Kementerian ATR/BPN Cikeas Udik ditempuh dengan waktu kurang lebih 50 menit melalui tol Jagorawi dari  Kementerian ATR/BPN Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Waktu yang tidak terlalu lama untuk Jakarta dengan segala rupa kemacetannya. 

 

Tiba di kompleks seluas 10 Hektar ini, Menteri ATR/Kepala BPN di sambut oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN, Direktur Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan, Direktur Jenderal Penanganan Masalah Agraria Penataan Ruang dan Tanah, serta Kepala PPSDM, Virgo Eresta Jaya, 

 

"Dihadapan Bapak ada 40 peserta diklat PIM IV berasal baik dari pusat maupun daerah yang berada di sini untuk dididik untuk memenuhi kompetensi manajerial," ungkap Kepala PPSDM, Virgo Eresta Jaya.

 

Menteri ATR/Kepala BPN mengawali lecture dengan memberikan motivasi kepada seluruh peserta Diklat. "Kerja bagus saja, saat ini kita menggunakan penilaian berbasis kinerja, jangan takut yang jauh dari api nggak kebagian hangatnya," kata Sofyan A. Djalil.

 

"Jangan pernah merasa bisa tapi bisa merasa, sehingga kita bisa merasakan, mengidentifikasi apa apa yang menjadi masalah dan mencari solusinya," ungkap Sofyan A. Djalil.

 

"Selain solutif, negeri ini butuh orang orang inovatif yang berpikir out of the box bekerja cepat, ke depan negara yang cepat akan jadi pemenang," tambah Menteri ATR/Kepala BPN.

 

Mengakhiri Minister Lecture nya Menteri ATR/Kepala BPN berpesan untuk selalu menjaga diri dalam bekerja. "Jaga integritas, anda-anda ini masih muda, jangan sampai layu sebelum berkembang," pungkas Sofyan A. Djalil.

 

Diklat PIM IV ini dilaksanakan untuk mencetak pemimpin-pemimpin bangsa yang punya nilai-nilai kebangsaan, yang punya inisiatif untuk melakukan perubahan. Selain itu juga merangsang calon pemimpin untuk berfikir kreatif dan inovatif sehingga mereka selalu peduli terhadap lingkungannya, lingkungan mereka akan baik dari lingkungan kerjanya maupun organisasi kerjanya. Tentunya tidak kalah penting adalah mencetak pemimpin yang menjaga NKRI sehingga menjadi negara yang maju, negara yang besar baik secara kebudayaan maupun perekonomian. (Ginting )