LOMBOK - Masa pendemi Covid-19 masih belum berakhir, namun tidak menyurutkan semangat Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM) untuk tetap melaksanakan kegiatan pelatihan bagi para pelaku Koperasi dan UMKM. Hal ini dilakukan guna mengingat imbas pandemi covid-19 yang dirasakan pelaku UMKM yang mengakibatkan berbagai kesulitan hidup, mulai dari sepinya pelanggan bahkan tak jarang pelaku usaha yang sampai gulung tikar.
Untuk itu perlu ada upaya yang serius agar sektor ekonomi kerakyatan ini mampu bertahan di tengah pandemi.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memberikan bantuan sosial. Namun bantuan sosial saja tidak cukup, untuk itu diperlukan pelatihan khusus bagi pelaku UMKM sebagai pendukung agar tetap eksis dan mampu beradaptasi ditengah pandemi dan new normal covid-19.
Demikian dikatakan Arif Rahman Hakim, Deputi bidang pengembangan SDM kepada awak media sesaat setelah memberikan arahan dalam acara pembukaan pelatihan peningkatan kapasitas SDM KUKM bagi 460 orang peserta di Dmax Hotel, Kab. Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (7/9).
Selain peserta, pembukaan kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat, Bupati Lombok Tengah dan Bupati Lombok Barat. Terlihat dalam kegiatan ini dilakukan penyerahan KUR dari Bank BRI Syariah, Bank Mandiri serta Bank BNI dan dalam kegiatan ini juga dilakukan penyerahan hak cipta dan hak merek kepada pelaku UMKM.
Lebih lanjut Arif menjelaskan, kegiatan pengembangan SDM dilaksanakan untuk mendukung destinasi pariwisata super prioritas yang akan dilaksanakan di 5 wilayah yakni Borobudur, Danau Toba, Mandalika, Labuhan Bajo serta Liekupang.
"Untuk wilayah Borobudur dan Danau toba sudah selesai kita laksanakan, wilayah Mandalika ini pelatihan yang ke tiga, selanjutnya nanti akan kita laksanakan di Labuhan Baju dan Kupang" ungkap Arif.
Arif menyampaikan, kegiatan pelatihan di Mandalika dipusatkan di Kab. Lombok Tengah dan Lombok Barat dengan 12 angkatan dan akan dilaksanakan selama 3 hari, jelas Arif lebih lanjut.
Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan sinergi dengan pemerintah kabupaten/kota,Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) dan kementerian lembaga serta dengan badan usaha untuk memberikan pendamping kepada peserta pelatihan. Bagai para UKM yang akan melakukan pemasaran digital yang salah satunya nanti berasal dari kegiatan pelatihan di Mandalika akan dihubungkan untuk mengikuti mentor sit dengan dukungan master kat, ungkapnya.
"Kami dari pemerintah berharap agar peserta pelatihan dapat memanfaatkan sumber pembelajaran yang sudah kami kembangkan di edukukm.id untuk dapat dipelajari secara mandiri dan memanfaatkan informasi yang juga dikeluarkan oleh BUMN" tandasnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Zulkieflimansyah, Gubernur Nusa Tenggara Barat mengatakan, krisis yang ditimbulkan oleh covid-19 bisa dijadikan sebagai kesempatan yang mengakselesarasi perubahan dunia yang mengarah pada satu koherensi yang mudah-mudah dapat dioptimalkan oleh para pelaku UKM di Nusa Tenggara Barat.
"Pemerintah selalu memberikan semangat untuk menjadikan krisis itu menjadi sebuah kesempatan, pasti selalu ada cahaya diujung terowongan" Imbuhnya.
Dalam sambutannya melalui virtual Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengharapkan UMKM dan Koperasi mampu bertahan dan memanfaatkan situasi pasar yang sedang berubah di tengah suasana pandemi COVID-19. Pasalnya, pandemi diperkirakan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dan hanya UMKM yang adaptif dan inovatif yang akan mampu survive.
"Pemerintah tidak tinggal diam. Serangkaian kebijakan untuk membantu UMKM dan Koperasi sedang dan akan terus dilanjutkan," tegas Teten.
Teten memaparkan bantuan yang diberikan pemerintah kepada UMKM disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi UMKM.
"Bagi UMKM yang memang terdampak sangat ekstrem, maka diberikan bansos. Bagi UMKM yang mengalami kesulitan pembiayaan sementara kegiatan usahanya masih berjalan, diberikan retrukturisasi pinjaman subsidi bunga 6 bulan dan keringanan pajak, serta pinjaman dengan bunga 3 persen," jelasnya.
Terhadap UMKM yang belum tersentuh perbankan (unbankable), diberikan Banpres produktif sebesar Rp2,4 juta.
"Bantuan ini diberikan kepada 12 juta pelaku usaha mikro. Sampai pada akhir September 2020 ditargetkan sudah 100 persen," kata Teten.
Lebih lanjut Teten mengatakan, jika kemudian didapati perekonomian nasional pada Kuartal I 2021 masih landai, maka kedua bantuan itu (restrukturisasi dan banpres produktif usaha mikro) kemungkinan besar akan diteruskan. (Agus)