X
 


Kongres ke VI FSB NIKEUBA KSBSI Resmi Dibuka

SPB - Dec 01, 2019 21:40:46

SINAR PAGI BARU - JAKARTA.

Federasi Serikat Buruh Niaga, Keuangan dan Perbankan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FSB NIKEUBA KSBSI) resmi melaksanakan Kongres ke VI di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung Jawa Barat Adapun tema yang diusung ‘Gerakan Buruh Yang Kreatif Dalam Menghadapi Pekerjaan Masa Depan’. Acara yang digelar selama tiga hari sekaligus agenda Rapat Kerja Wilayah (Rekerwil) se Jawa Barat.

Dalam kata sambutannya, Elly Rosita Silaban Presiden KSBSI menyampaikan perjalanan gerakan FSB NIKEUBA KSBSI sampai hari ini menjalankan kongres ke VI sangat dinamis dan mengalami kemajuan. Dia juga berharap agar hasil kongres harus bisa melahirkan kepemimpinan yang berkualitas.

“Baik kualitas intelektual, mampu memimpin organisasi dan memiliki integritas,” terangnya, 01 Desember 2019.

Lanjutnya, Elly menyampaikan agar pemimpin federasi yang berafiliasi dengan KSBSI jangan pernah menghianati perjuangan buruh hanya untuk mendapatkan kekayaan pribadi. Sebab, jika ada seorang oknum pemimpin buruh yang mencederai organisasi, maka seluruh keluarga besar KSBSI yang ikut menanggung bebannya.

“Kalau ada seorang aktivis  buruh yang terlihat kaya raya sebaiknya kekayaannya perlu dipertanyakan. Karena tujuan seorang pemimpin di serikat buruh hanya berjuang membela buruh yang tertindas. Bukan mencari kekayaan materi yang berlebihan,” tegasnya.

Selain itu, ia juga menegaskan KSBSI sekarang ini sedang mengalami degradasi kepemimpinan muda. Oleh sebab itulah dia meminta agar pengurus FSB NIKEUBA KSBSI yang terpilih nanti harus ikut berperan melahirkan pemimpin muda serikat buruh.

“Roda regenerasi kepemimpinan KSBSI harus berjalan. Saya bersama Sekjen dan DEN KSBSI mulai tua dan sudah kenyang suka dan duka di organisasi kita ini. Maka sudah waktunya yang muda-muda kedepannya harus mengambil tanggung jawab melanjutkan perjuangan KSBSI,” ucapnya sambil tertawa.

Sementara Dedi Hardianto Ketua Umum FSB NIKEUBA yang juga terpilih menjadi Sekretaris Jenderal KSBSI mengatakan tantangan buruh di Indonesia kedepannya semakin berat. Hal ini dikarenakan kehadiran revolusi industri 4.0 sangat berdampak pada hilangnya dunia kerja atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

“Sudah banyak buruh yang mengalami PHK akibat kehadiran teknologi canggih di era revolusi industri 4.0. Masalah ini disebabkan salah satunya karena Sumber Daya Manusia (SDM) negara kita masih lemah dan tidak bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi,” terangnya.

Dia menegaskan KSBSI tidak akan diam melihat persoalan yang terjadi. KSBSI sudah mengkritisi dan mendorong pemerintah agar terus melakukan program pelatihan (vokasi) sampai tingkat kabupaten/kota. Dimana tujuannya untuk meningkatkan kualitas SDM yang siap bersaing di dunia kerja era revolusi industri 4.0. Ia pun berharap semua pengurus federasi yang berafiliasi dengan KSBSI bisa saling bekerja sama menghadapi masalah ini.

“Tak lama lagi Indonesia akan mendapatkan Bonus Demografi 2030. Jangan sampai pada tahun itu ketika kekuatan ekonomi negara kita sedang Berjaya, justru tenaga kerja kita hanya menjadi penonton dan dikuasai Tenaga Kerja Asing (TKA). KSBSI harus mampu menjawab tantangan ini,” pungkasnya.

Acara kongres juga dihadiri Aswansyah perwakilan Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker), Roel Rotshnizen perwakilan World Organization of Workers (WOW) dan staf Gubernur Jawa Barat. Serta kurang lebih 500 aktivis buruh dari pengurus cabang dan Pengurus Komisariat (PK) dan perwakilan federasi hadir dalam pembukaan kongres. (AH)