X
 


Bina Pelaku UKM, Kemendag Sasar Ekspor Ke Amerika dan Eropa

SPB - Jul 15, 2019 19:06:31

SINARPAGIBARU, SERPONG – Dalam tugas dan fungsinya meningkatkan ekspor Indonesia ke seluruh Dunia, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) memiliki program pengembangan produk, pengembangan pasar, promosi ekspor, dan pelatihan prosedur ekspor. Ditjen PEN juga berperan dalam meningkatkan daya saing dan memperluas pangsa pasar produk ekspor lndonesia di pasar internasional melalui mekanisme kerja sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, para stakeholder, serta mitra-mitra dari luar negeri. Ditjen PEN, Kementerian Perdagangan berinisiatif melaksanakan seminar “Peluang dan Potensi Ekspor ke Pasar Amerika dan Eropa” kepada para pelaku UKM (15/7), untuk meningkatkan pemahaman dan informasi terkait selera pasar, tren, dan kriteria produk yang memiliki peluang di pasar ekspor. 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Arlinda pada kesempatan terpisah berujar bahwa “Ditjen PEN akan berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan untuk mengejar target pertumbuhan ekspor non-migas Indonesia 2019 yang telah ditetapkan sebesar 7,5% atau menjadi US$ 175 miliar”. 

“Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha Indonesia agar memiliki tambahan pengetahuan dan informasi yang baru dari pengalaman dan ilmu dari para tenaga ahli”, jelas Marolop Nainggolan, Direktur Kerjasama Pengembangan Ekspor selaku penanggungjawab kegiatan. Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional, Dody Edward, ketika membuka acara ini menyampaikan: “Indonesia harus tetap fokus untuk menggarap pasar tradisional seperti Amerika dan Eropa demi ekspor Indonesia yang berkelanjutan”. 

Seminar ini adalah salah satu cara untuk memberikan jalan bagi para pelaku usaha untuk mempertimbangkan pasar Amerika dan Eropa sebagai tujuan ekspor produknya. Selain itu, para pelaku usaha perlu mengembangkan produk Indonesia yang bernilai tambah dan berdaya saing agar aktivitas ekspor Indonesia lebih memberi manfaat terhadap neraca perdagangan Indonesia. 

Pada kesempatan yang sama Marolop Nainggolan menambahkan bahwa, “Kementerian Perdagangan menjalin kemitraan dengan organisasi pemerintah dan non-pemerintah di luar negeri untuk meningkatkan kapasitas para pelaku usaha dan akses informasi terkait regulasi, persyaratan, tren, dan preferensi pasar tujuan ekspor”. “Berbagai kerja sama tersebut dijalin untuk memberikan manfaat kepada pengusaha Indonesia agar dapat mengembangkan bisnis ke luar negeri”, kata Marolop Nainggolan menambahkan penjelasan. 

Salah satu poin dari seminar bahwa dalam melakukan ekspor ke Eropa dan Amerika, eksportir dipersyaratkan memenuhi prosedur dan persyaratan yang dirasa rumit. “Hal ini dilakukan sebagai bentuk perlindungan baik bagi produsen maupun konsumen”, ujar tenaga ahli CBI Belanda, seorang narasumber pada acara ini. Hal senada disampaikan oleh tenaga ahli TPSA Project Kanada bahwa, “Calon eksportir perlu bersiap dengan sebuah rencana bisnis, dan melakukan riset pasar”.

Pada tahun 2018 neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 8,69 miliar dengan komposisi impor migas sebesar US$ 12,69 miliar dan ekspor non-migas Indonesia hanya sebesar US$ 3,99 miliar. Ekspor Indonesia pada periode tersebut mengalami pertumbuhan 1,62% di mana pertumbuhan ekspor non-migas mengalami peningkatan sebesar 3,76% sedangkan ekspor migas mengalami penurunan sebesar 12,04% periode yang sama. Impor Indonesia pada periode tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 2,13% di mana produk non-migas juga mengalami pertumbuhan sebesar 4,56% dan impor migas turun sebesar 7,34%. 

“Memperhatikan situasi ini, Kementerian Perdagangan memandang perlu memberikan bimbingan kepada para pelaku khususnya UKM untuk dapat meningkatkan kapasitas dalam menggarap pasar tujuan ekspor”, kata Marolop Nainggolan menutup penjelasan.

Seminar ini diikuti oleh 170 orang pelaku usaha (UKM) dari berbagai sektor seperti industri home decor, herbal dan rempah-rempah, makanan-minuman, dan alas kaki yang berasal dari wilayah Banten, Jawa Barat dan Jakarta. Para pembicara dan pembimbing berasal dari ahli di bidang promosi, pasar, tren, maupun packaging dari CBI Belanda, TPSA Canada, Arise Project Europe. (Gtg)