X
 


Andono Warih Perangi Sampah DKI Lewat Program Inti dan Plasma Maggot BSF

SPB - Nov 03, 2020 23:00:50

SINAR PAGI BARU - JAKARTA.

Dewasa ini, kekawatiran tentang sampah semakin tinggi mengingat keterbatasan lahan TPA Bantargebang yang semakin terbatas karna kapasitasnya hanya tinggal 10 juta ton dari total 49 juta ton yang diperkirakan akan penuh pada tahun 2021. Data ini diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup DKI jakarta yang dikeluarkan pada tahun 2019.

Dikabarkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Andono Warih, belakangan ini intens menggalakkan pengelolaan sampah organik dengan menggunakan Maggot BSF.

Saat dikonfirmasi wartawan media ini (2/11), bagaimna pelaksanaan pengurangan sampah organik dan apa keunggulan Maggot yang diperkuatnya itu serta bagaimana pelaksanaannya di Jakarta, Ia menyampaikan, untuk mengurangi sampah di DKI Jakarta, pihaknya akan menerapkan pola inti dan plasma dalam biokonversi  larva Black Soldier Fly (BSF) atau Maggot.

Penerapan ini dilakukan dengan dua pola yaitu proses inti di Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Suku Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Satuan Pelaksana Lingkungan Hidup Kecamatan dan plasma di Lembaga Pengelolaan Sampah (LPS) RW atau Dasawisma.

Lebih lanjut Andono mengatakan bahwa dinas, suku dinas dan satuan pelaksana kecamatan bertindak sebagai inti pemasok bibit yaitu mulai dari proses kawin, bertelur hingga bayi larva dari usia 0 sampai 8 hari.

Ketika bayi larva sedang berproses menjadi larva dewasa, maka Maggot bayi larva usia 8 hari ini akan dibawa ke LPS RW atau Dasawisma untuk dikelola oleh warga. Kemudian warga menjadi plasma untuk memberikan makan pada Maggot dengan sampah organik yang dihasilkan oleh warga sekitar, ungkapnya.

Andono menyampaikan pemberian makan pada Maggot ini akan berawal dari bayi larva usia 8 hari sampai usia 18 hari. Pola plasma yang dikelola oleh warga bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah pada rumah tangga. Sehingga cara ini akan efektif untuk mengurangi sampah di DKI Jakarta.

"Hasilnya, Maggot bisa dioven untuk produk pakan hewan. Kandungan nutrisi pada Maggot sangat bagus untuk pakan unggas serta ikan" tutupnya.

Disisi lain, pengelola sampah GerhanaPro yang menggunakan Maggot BSF yang pernah dikunjungi oleh Andono diwilayah Jl. TMII Pintu 2, Kec. Makasar, Kota jakarta Timur, telah menerapkan anjuran yang disampaikan Andono bahwa Maggot dapat dijadikan sebagai bahan pakan ternak.

Saat ditemui, salah satu pembina GerhanaPro, Jonson P. Simalango yang mengelola sanitasi tempil itu menyampaikan bahwa Ia dan masyarakat sekitar menggunakan Maggot sebagai pakan utama ternak ayam sehingga ternak ayam disanitasi ini menjadi usaha produktif dan siap dipasarkan.

Lebih lanjut, Jonson menyampaikan dari proses pengolahan sampah organik menjadi makanan Maggot, dengan fasilitas pengolahan yang terbatas, pihaknya mampu melakukan pengurangan sampah organik enam hingga tujuh ton setiap bulan.

Jonson juga mengapresiasi gagasan program yang disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih, dengan mengembangkan Inti dan Plasma dalam pengelolaan sampah dengan pola Maggot BSF.

Wartawan: agus/bram.
Editor: Natanael Ginting.